«

»

Wujud Cinta Alloh Kepada Kita

BagikanPin on PinterestShare on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedInShare on Tumblr

y34Dari Al-Qur’an Maupun Al Hadist, Ada 7 Dalil Wujud Cinta Alloh Kepada Kita, Yaitu:

Pertama, semua yang diciptakan-Nya adalah untuk menyenangkan manusia, malaikat disuruh sujud kepada Adam as tiada lain untuk menjadi pelayan Adam as dan bani Adam. Langit, bulan, bintang, gunung-gunung, hujan, tumbuh-tumbuhan serta binatang diciptakan agar manusia merasa senang, damai dan sejahtera. Sebagaimana Alloh dalam firman-Nya :

“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu.. Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu Mengetahui. (QS. Al Baqarah, 2: 22).

demikian pula Alloh berfirman

“Dan Kami telah menjadikan untukmu di Bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezki kepadanya”. (QS. Hijr, 15: 20)

Kedua, Alloh memberi pahala yang banyak. Adakah manusia yang memberikan kepada orang lain sebanyak Alloh berikan kepada hambaNya? Inilah bentuk kecintaan Alloh kepada hamba- Nya. Tetapi mengapa kita lebih mencintai makhluknya daripada Alloh? Mengapa kita lebih mentaati makhluknya, daripada mentaati Alloh? Mengapa kita lebih sering melupakan Alloh dalam hidup, padahal Alloh senantiasa mengatur dan memperhatikan kita dalam hidup ini.

Ketiga, Alloh selalu menenangkan hati hamba-Nya, ketika hamba-Nya diberi musibah, Dia tidak membiarkannya. Alloh berfirman :

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Alam Nasyrah, 94:6)

Allah berfirman: “Janganlah kamu berdua khawatir, Sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat”. (QS. Thaha, 20:46)

(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. “Alloh menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Alloh atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al Baqarah, 2:185)

Keempat, Alloh meminta hamba-Nya untuk berdoa. Adakah manusia di Dunia ini yang mengatakan mintalah kalian, maka senantiasa engkau Aku berikan? Sifat manusia, bila diminta satu kali mungkin masih bisa senang hati dia memberi, dua kali bisa senang hati memberi, tetapi jika setiap kali diminta dan diminta, pasti dia jengkel. Tapi kalau Alloh, akan selalu senang bila dimintai hamba-Nya, berapa kali pun. Alloh berfirman :

Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. (QS. Al Mu’min, 40:60).

Ada hadist yang menyatakan, “Bahwa Alloh merasa malu ketika ada hamba-Nya mengangkat tangannya, meminta kepada- Nya, kemudian tidak memenuhi permintaan tersebut”. Rasululloh bersabda: “Alloh akan marah ketika hamba-Nya tidak berdoa. Semakin banyak kita berdoa, semakin Alloh cinta kepada kita”.

Kelima, Alloh menunda hukuman kepada hamba-Nya yang mempunyai niat berbuat kejelekan. Dalam hadist disebutkan, ketika seorang hamba berniat berbuat kebaikan, langsung ditulis oleh malaikat, tetapi ketika seorang hamba berniat melakukan kejelekan, belum ditulis, kecuali telah melakukannya. Apakah ini bukan wujud cinta dan kasih sayang dari Alloh? Dalam hadits qudsi, Alloh berfirman

“Aku yang mencipta tetapi selain-Ku yang disembah. Aku yang memberi rezeki tetapi selain-Ku yang disyukuri. Kebaikan-Ku turun kepada hamba, sementara keburukan mereka naik kepada- Ku. Aku berbaik hati kepada mereka dengan memberi berbagai nikmat padahal Aku tidak butuh pada mereka, tetapi mereka justru memperlihatkan kebencian pada-Ku dengan bermaksiat padahal mereka makhluk yang paling butuh kepada-Ku. Orang yang berdzikir mengingat-Ku adalah teman duduk-Ku. Siapa yang ingin menjadi teman duduk-Ku hendaknya ia berdzikir mengingat-Ku. Orang yang taat pada-Ku adalah para pencinta-Ku, sementara orang yang bermaksiat kepada-Ku tidak Ku-buat mereka berputus asa dari Rahmat-Ku. Jika mereka bertobat pada-Ku niscaya Aku menjadi kekasih mereka. Jika menolak, maka Aku yang akan mengobati mereka. Ku-uji mereka dengan berbagai musibah agar mereka suci dari dosa. Siapa pun diantara mereka yang datang bertobat kepada-Ku, Ku-sambut dari jauh. Siapa yang menentang- Ku kupanggil dari dekat. Aku akan berkata padanya, “Kemana engkau hendak pergi? Apakah engkau mempunyai Tuhan selain- Ku? Kebaikan disisi-Ku dibalas dengan sepuluh kali lipat dan bisa Ku-tambah, sementara kejahatan disisi-Ku dibalas semisalnya dan bisa Ku-ampuni. Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, seandainya mereka meminta ampunan kepada-Ku pasti Ku-ampuni.”

Keenam, Alloh Maha Menerima taubat hamba-Nya. Ketika kita berbuat kesalahan, berbuat dosa, Alloh tidak memberikan hukuman seketika, karena Alloh Maha Menerima taubat kepada hamba-Nya. Sehingga jika dia berbuat salah, masih diberi kesempatan untuk bertaubat. Adakah orang yang senantiasa menerima permintaan maaf kita, ketika kita berbuat kesalahan yang berulang-ulang? Alloh berfirman :

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS. Ali Imran, 3:185).

”Rasululloh bersabda “Alloh membentangkan tangan-Nya pada malam hari agar bisa bertobat orang yang berbuat dosa pada siang hari. Alloh membentangkan tangan-Nya pada siang hari agar bisa bertobat orang yang berbuat dosa pada malam hari. Hal ini berlaku hingga matahari terbit dari tempat terbenamnya” (HR. Muslim)

Ketujuh, Alloh menyediakan surga dengan Diri-Nya sendiri, bukan dengan malaikat-Nya. “Aku yang menyiapkan surga untuk hamba-hamba-Ku yang sholeh”. Jadi, surga telah disiapkan oleh Alloh untuk hamba-Nya yang sholeh karena Alloh mencintai hamba- Nya. Pertanyaan yang tentu mengusik kita, kalau memang Alloh cinta kepada hamba-Nya, kenapa Alloh berikan musibah? Jawabannya adalah, bagi mukmin sejati, dibalik musibah terselip hikmah yang luar biasa.

Musibah adalah pintu gerbang untuk mendapatkan kebahagiaan sejati. Bagi yang tidak mengenal Alloh dan tidak mengenal agama dalam hidupnya, kekayaan, kejayaan dan kebahagiaan sementara di Dunia ini adalah pintu gerbang penderitaan yang sesungguhnya. Maka, jalani hidup ini dengan bahagia walaupun ada musibah.

Dibalik musibah ada terselip hikmah yang besar. Kita menengok ke belakang, kita lihat ke masa lalu, Nabi Nuh dipukul hingga pingsan oleh umatnya, diingkari umatnya, tetapi Nabi Nuh tetap sabar, dan akhirnya beliau selamat dengan perahunya. Nabi Ibrahim dibakar, tetapi dengan itu beliau menjadi kholilullah (nabi kekasih Alloh). Nabi Ismail, ketika bersedia disembelih, dimuliakan oleh Alloh. Nabi Yusuf, ketika masih kecil dilempar ke dalam sumur, dimasukkan dalam penjara, setelah itu dianugerahi oleh Alloh kekuasaan, ilmu ta’wil, dll. Nabi Muhammad, sebelumnya dalam dakwahnya pernah diboikot, dihina, dicaci dan Nabi Muhammad tidak akan pernah terhina, dengan hinaan siapapun, karena beliau pada hakekatnya memang mulia di sisi Alloh. Ketika kita mengisi hati dengan iman dan Islam, kitapun merupakan mutiara-mutiara kecil yang tidak pernah akan hina dan dihinakan, Alloh akan menganugerahkan kebaikan demi kebaikan ketika kita sabar. Dalam QS. 2: 156, Alloh berfirman :

“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. (QS. Al Baqarah, 2:156).

Rasakan cinta Alloh itu kepada kita, sehingga begitu berlimpahnya cinta dan kasih sayang Alloh itu kepada kita. Betapa indah dan mulianya hidup kita bila memiliki hati yang tidak punya ruang untuk membenci dan menyakiti orang lain sebagaimana Alloh mencintai dan menyayangi kita sepanjang hidup kita, yang ada hanya ruang senyuman dan cinta kasih sayang yang tidak pernah kering, senantiasa berlimpah mengalir untuk sesama. Senyuman dan cinta kasih menyegarkan jiwa siapapun yang mendapatkannya. Alangkah indahnya hidup ini bila kita menjadi sumber mata air yang melimpahkan senyuman dan cinta kasih.

Cinta adalah sesuatu yang disenangi jiwa, mendapatkan cinta tentu menyenangkan, apalagi jika cinta datang dari Sang Kekasih Hakiki, itulah cinta dari Alloh ‘Azza wa jalla perkara yang luar biasa, tak ternilai besarnya. Apabila seorang hamba telah mengetahui ma’rifah cinta kepada Robb-Nya, dia akan mengetahui betapa luar biasanya arti cinta, pasti ia akan berusaha menggapai cinta tersebut.

Mencintai Alloh merupakan kesempurnaan cinta dan tuntunan cinta, mencintai kekasih mengharuskan mencintai apa yang dicintainya, menghantarkan kepada keridhoannya. Bagaimana mungkin seorang mukmin tidak mencintai sesuatu yang membantu untuk mendapatkan cinta Robb-nya, sesuatu yang menghantarkan kedekatan kepada-Nya? Inilah bukti cinta karena Alloh, sebagaimana Alloh berfirman :

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran, 3:31).

Dalam ayat ini terkandung kewajiban mencintai Alloh, tanda-tanda, hasil dan buahnya, maka tidaklah cukup menyatakan cinta kepada Alloh sekedar pengakuan, bahkan mengharuskan adanya kejujuran cinta kepada-Nya dan tanda kejujuran tersebut adalah dengan mengikuti Rosululloh didalam semua keadaan, didalam semua perkataan dan perbuatannya, didalam prinsip-prinsip agama dan cabang- cabangnya, baik dhohir maupun batinnya, maka barangsiapa yang mengikuti Rosululloh berarti dia telah menunjukkan atas kejujuran pengakuan cintanya kepada Alloh. Inilah bukti mencintai Alloh, sedangkan mencintai Alloh bersama makhluk-Nya adalah syirik cinta, seperti cintanya orang-orang musyrik, Alloh berfirman :

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (QS. Al Baqarah, 2:165)

Asal mula syirik adalah syirik dalam cinta, orang-orang musyrik tidaklah menganggap bahwa sesembahan mereka adalah sekutu bagi Alloh, mereka mengalihkan cinta kepada menyembah sesembahan itu, mereka berkata “Ini untuk mendekatkan kami kepada Alloh”. Ada perbedaan antara mencintai Alloh sebagai dasar, mencintai Alloh sebagai ikutan dan mencintai bersama Alloh sebagai syirik. Dengan ini kita mengetahui bahwa disana ada dua persimpangan yaitu jalan ahli tauhid dan jalan ahli syirik.

Alloh mempunyai hak untuk dicintai, yang pasti yang layak dicintai tak lebih dari satu, mustahil jika di dalam hati ada dua wujud kekasih, begitu pula bila diluar, sebagaimana kemustahilan alam memiliki dua Robb. Bukankah wujud yang layak dicintai hanya Alloh semata, Yang Maha Benar yang tidak membutuhkan selain-Nya? Sedangkan sesuatu yang dicintai karena Alloh bisa bermacam- macam. Cinta hamba pada sesuatu ini tidaklah mengganggu cintanya kepada Alloh dan tidak dikatakan menyekutukan pada cinta- Nya selama tidak melewati batas-batas syar’i, lebih-lebih lagi dengan alasan cinta sampai rela menjatuhkan dirinya kepada maksiat. Kedzoliman yang paling dzolim adalah meletakkan cinta itu bukan pada tempatnya, maka hendaknya orang yang berakal memikirkan masalah ini.

Suatu kedustaan orang yang mengaku memiliki dua cinta laksana kedustaan dua kekasih dalam satu hati, tidak ada tempat bagi dua kekasih dalam satu urusan, tidak dari dua sisi kecuali satu Yang Maha Pengasih. Begitulah hati yang hanya ada satu Demi Alloh, inilah cinta, andaikan mereka menyadari. Cinta dan Kasih sayang itu dapat diibaratkan pancaran sinar matahari dipagi hari yang terus menerus datang. Sejak dulu sampai sekarang, ia secara terus-menerus memancarkan sinarnya kepada kita semua dan ia tidak mengharap sedikit pun sang cahaya yang telah terpancar kembali pada dirinya. Seharusnya seperti itulah sumber cinta dan kasih sayang di kalbu kita yang melimpah terus tidak pernah ada habisnya.

Mei 2013

BagikanPin on PinterestShare on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedInShare on Tumblr

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Anda dapat menggunakan tag dan atribut HTML berikut: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>