«

»

Belajar Dari Bibit Mangga

BagikanPin on PinterestShare on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedInShare on Tumblr

y45Suatu hari, Ada seorang pemuda sedang berlibur ke rumah neneknya didesa.
Saat tiba disana, setelah melepas rindu dan beristirahat sejenak, neneknya menghidangkan sepiring irisan buah mangga yang menggiurkan warna dan aromanya.
.
“Wah, mangganya harum dan manis sekali Nek, Sedang musim ya.
Saya sudah lama sekali tidak menjenguk nenek, sehingga tidak tahu kalau nenek menanam pohon mangga yang berbuah
lebat dan seenak ini rasanya,”
Ujar si pemuda sambil terus melahap mangga itu.
.
Sambil tersenyum sang nenek menjawab, “Makanya, sering-sering lah menjenguk nenek, nenek rindu cucu nenek yang nakal dulu.
.
Pohon mangga itu sebenarnya bukan nenek yang menanam.
Kamu mungkin lupa, waktu kecil dulu, setelah
menyantap buah mangga, kamulah yang bermain melempar lempar biji mangga yang telah kamu makan.
.
Nah, ini hasil kenakalanmu itu, telah bertumbuh menjadi pohon mangga dan sekarang sedang kau nikmati buahnya.”
.
“Sungguh, Nek?
Buah mangga ini hasil kenakalan waktu kecilku dulu yang tidak disengaja?
Wah, hebat sekali.
Aku tidak merasa pernah menanam, tetapi hasilnya tetap bisa aku nikmati setelah sekian tahun kemudian, benar- benar sulit dipercaya,
.
” si pemuda tertawa gembira sambil menyantap dengan nikmat mangga di hadapannya.
Neneknya melanjutkan berkata,
.
“Cucuku,…
Walaupun engkau tidak sengaja melempar biji mangga dihalaman itu, tetapi bila tanah lahannya subur dan terpelihara, dia tetap akan bertumbuh. Dan sesuai ketetapan Allah, saat musim
buah tiba, dia pasti akan berbuah. Sedangkan rasa buahnya manis atau tidak adalah sesuai dengan bibit yang kita tanam.”
.
Malam hari, si pemuda merenungkan percakapan dengan neneknya.
Karena merasa penasaran, diambilnya biji buah mangga sisa di meja dan dibelahnya menjadi 2.
.
Dia ingin tahu sebenarnya apa yang ada di dalam biji buah mangga itu sehingga bisa menghasilkan rasa manis yang membedakan dengan biji buah mangga yang lain.
.
Ternyata dia tidak menemukan perbedaan apapun.
Melihat tingkah si cucu, sang nenek menyela.
.
“Cucuku,..
Semua biji buah, tampaknya dari luar sama semua.
Tetapi sesungguhnya, unsur yang ada disetiap biji buah itu berbeda,
.
Perbedaan itulah yang akan menghasilkan rasa, aroma dan warna setiap pohon mangga berbeda pula.
.
Semuanya tergantung inti buahnya.
Demikian pula dengan manusia,
Tampak luar, setiap manusia adalah sama tetapi yang menentukan dia bisa berhasil atau tidak adalah kualitas unsur-unsur yang ada di dalamnya.
.
Nah, ternyata alam mengajarkan banyak kepada kita.
Bila ingin hasil yang baik, harus memiliki unsur kualitas yang baik pula,
Apakah kamu mengerti?”
.
“Terima kasih Nek,
Saya sungguh bersyukur memutuskan datang ke sini,
Semua ucapan nenek akan saya jadikan bekal untuk lebih giat belajar dan membenahi diri agar hidup saya lebih berkualitas,.
” ucapnya sambil memeluk tubuh rapuh sang nenek.
.
Sahabatku…..
Allah SWT telah mengajarkan pada kita tentang segala sesuatu yang ada dialam ini agar kita meahami akan tanda-tanda kebesaran-Nya, pada kisah nenek dan cucunya ini ada hikmah yang bisa kita dapatkan :
.
1) Apa yang telah kita tabur,
Entah disengaja atau tidak,
Diingat atau dilupakan, Entah kapanpun juga. Allah SWT akan memberikan balasannya apa yang sudah kita tanam.
2) Bahwa manusia mempunyai kemiripan dengan inti biji buah
mangga,
Tampak luar sama, tetapi kualitas unsur yang ada didalam inti buahnya yang membedakan rasa, aroma dan warna si buah mangga.
.
Demikian juga dengan manusia, kualitas iman yang didalamlah yang membedakan dan menentukan keberhasilan manusia di masa depan (Akhirat)
.
Mari kita perbaiki iman dan takwa, sikap, perhalus budi pekerti, jaga kebersihan hati dan selalu menggali potensi diri agar kesuksesan sejati yaitu bahagia di dunia dan akhirat bisa kita nikmati suatu hari nanti.

Untuk mendapatkan hati yang baik berikut adalah do’a agar kita hati yang tegar dan istiqomah diatas agama yang benar.

يامقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
‘Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Diinik’
Artinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.” 
[HR.Tirmidzi 3522, Ahmad 4/302, al-Hakim 1/525, Lihat Shohih Sunan Tirmidzi III no.2792]

يا مقــلـب لقــلــوب ثبــت قــلبـــي عــلى طـا عــتـك
‘Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Ta’atik’
Artinya: “Wahai Dzat yg membolak-balikan hati teguhkanlah hatiku diatas ketaatan kepadamu” [HR. Muslim (no. 2654)]

اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
‘Allaahumma Musharrifal Quluub, Sharrif Quluubanaa ‘Alaa Tho’atika’
Artinya: “Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepadamu.” (HR. Muslim)

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
‘Rabbabaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idz Hadaitanaa wa Hab Lana Mil-Ladunka Rahmatan Innaka Antal-Wahhaab’
Artinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran: 7)

BagikanPin on PinterestShare on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedInShare on Tumblr

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Anda dapat menggunakan tag dan atribut HTML berikut: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>