Ibadah qurban, adalah salah satu ritualitas agama yang dimensi sosialnya sangat kental. Dengan berqurban, seorang muslim merasakan dirinya dekat dengan Alloh SWT dan dekat dengan sesamanya. Ketika orang yang berqurban menyembelih qurbannya, ia membaca:
“Sesungguhnya sholatku, ibadahku (qurbanku), hidup dan matiku untuk Alloh.”
Dan setelah hewan qurbannya disembelih, ia bagikan dagingnya kepada orang yang kurang mampu sebagai bentuk kecintaan dan kepedulian mereka terhadap sesama. Walaupun ibadah ini hanya dilakukan sekali dalam setahun, namun semangat dan kebiasaannya haruslah senantiasa dipelihara. Sikap ingin selalu dekat dengan Alloh seharusnya dipelihara dengan mendayagunakan seluruh potensi diri dalam menunaikan ibadah-ibadah mahdhah secara sempurna.
Demikian juga dengan sikap ingin dekat dengan sesama seharusnya pula dijaga dengan senantiasa memaksimalkan ibadah-ibadah sosialnya. Jika seorang muslim mampu menjaga hubungan baiknya dengan Alloh dan juga dengan sesama manusia, insya Alloh kehinaan dalam kehidupan ini pasti akan tersingkir jauh.
Ibadah qurban mendidik setiap muslim untuk memaknai bahwa ibadah yang dilakukan kepada Alloh haruslah disertai dengan sikap rela berkorban (tadhhiyyah). Dengan sikap tersebut, seorang muslim tentu akan mengerahkan seluruh potensi dan kemampuan yang dimilikinya dalam merealisasikan ibadah- ibadahnya, tidak sebagaimana orang-orang munafik yang beribadah dengan penuh rasa malas dan lesu. Kalau pun mereka semangat, itu hanyalah untuk pamer dan riya di hadapan manusia. Mereka tidak memiliki apa yang disebut dengan jiwa pengorbanan (Ruhul Tadhhiyyah). Oleh karena itu, sebagai seorang muslim, kita berkewajiban untuk menjaga semangat pengorbanan tersebut dalam kehidupan kita.
Ibadah qurban dalam Islam jangan hanya dipahami sebagai ibadah dalam konteks ritualitasnya saja, sehingga kita hanya menyorotnya dari sisi ubudiyahnya saja, padahal ibadah qurban ini juga memahamkan banyak hal bermanfaat lainnya, untuk diaktualisasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal-hal tersebut, antara lain:
Pertama, Mensyukuri tersedianya sumber makanan dan minuman bagi kelangsungan kehidupan kita.
Al-Qur’an menggambarkan bahwa Alloh SWT dengan sifat Rububiyah-Nya memenuhi segala kebutuhan hamba-Nya. Dia menurunkan hujan dari langit, menumbuhkan tumbuhan dengan air hujan itu, menyediakan makanan bagi berbagai jenis binatang dan binatang ternak. Dan dari semua itu, manusia memenuhi kebutuhan makan dan minumnya. Maka sepatutnyalah manusia menunjukkan rasa syukurnya dengan melaksanakan ibadah qurban, yang disyariatkan untuknya sekali dalam setahun. Sebagaimana dinyatakan dalam firman Alloh berikut ini:
Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Alloh pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Alloh telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir.” (QS. Al-Hajj, 22: 28)
Kedua, Memelihara kebersamaan dalam mewujudkan sebuah kehidupan bermasyarakat yang sehat.
Alloh SWT memerintahkan agar setiap muslim membina sebuah masyarakat yang sehat yang didasari atas pengabdian kepada- Nya. Masyarakat tersebut dibangun di atas prinsip tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, dan tidak saling mendukung dalam dosa dan permusuhan. Dalam merealisasikan masyarakat yang sehat tersebut, semua pihak yang ada di dalamnya harus bisa merasakan kebersamaan dan persaudaraan yang tulus.
Hal yang dapat menyambungkan sikap tenggang rasa dan saling mencintai antara mereka yang lapang rezkinya dengan yang sempit, salah satunya adalah dengan berqurban. Dengan pelaksanaan ibadah qurban tersebut, maka kita akan menemukan sebuah suasana masyarakat yang diliputi rasa saling menyayangi dan saling mempedulikan keadaan masing- masing.
Ketiga, Menumbuhkan semangat berqurban dalam mewujudkan “baldatun thayyibatun wa rabbun Ghafur” atau masyarakat yang sejahtera.
Ibadah qurban adalah sarana mendidik setiap muslim untuk mengambil peran dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera tersebut dengan membuktikan kesiapannya berkorban dan terus memelihara semangat pengorbanannya.
Keempat, Ikut serta dalam melestarikan tradisi kebaikan dan kemaslahatan umat manusia.
Ibadah qurban ini mendidik setiap muslim untuk memelihara kewajiban dan tanggung jawab dalam melestarikan wujud ketaatan yang benar kepada Alloh SWT. Alloh berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan berbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan” (QS. Al-Hajj, 22: 77).
Kepatuhan yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim as dan putranya Ismail as adalah kepatuhan yang harus terus ditauladani dan terus dilestarikan. Kita berkewajiban melestarikan sikap taat dan tulus seorang Ibrahim as dalam melaksanakan perintah Alloh SWT. Dan kita juga berkewajiban melestarikan sikap sabar dan pasrah Ismail as dalam melaksanakan perintah Alloh SWT kepadanya.
Buletin Al Barka
Januari 2013
Komentar Terakhir