Pernahkah kita merenungi dan menyadari akan cinta dan kasih sayang yang diberikan Alloh SWT kepada kita? Jika kita mampu membaca dan merenungi apa yang ada di Dunia ini, maka kita akan dapati bahwa kasih sayang Alloh begitu besar dan berlimpah kepada hamba-Nya. Alloh berfirman :
“Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada- Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Alloh, niscaya kamu tidak dapat menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat dzolim dan sangat mengingkari (nikmat Alloh)”. (QS. Ibrahim, 14:34)
Ayat di atas, tersirat betapa banyak dan besarnya cinta dan kasih sayang Alloh kepada kita. Ayat di atas juga mengingatkan kita akan cinta dan kasih sayang Alloh yang memberikan segala yang kita butuhkan, sekaligus merupakan perintah untuk senantiasa mensyukuri karunia tersebut, agar tidak termasuk orang yang dzolim, apalagi kufur nikmat seperti yang disebutkan dikalimat terakhir ayat tersebut di atas, “Sesungguhnya manusia itu sangat dzolim lagi sangat mengingkari nikmat Alloh”.
Membaca dan menyadari cinta dan kasih sayang yang Alloh limpahkan merupakan langkah awal bagi kita untuk mensyukuri nikmat-Nya. Sudah menjadi kewajiban kita untuk mensyukuri segala nikmat yang telah Alloh limpahkan kepada kita, sedangkan jika kita diberi sesuatu oleh manusia saja kita mengucapkan ‘terima kasih’, lalu mengapa kita tidak mau mensyukuri nikmat yang Alloh berikan kepada kita?
Marilah kita renungkan, apakah kita sudah bersyukur atas nikmat yang Alloh berikan atau belum?. Lantas, bagaimana kita membuktikan bahwa kita sudah bersyukur kepada Alloh?
Rasululloh bersabda,
“Alloh mempunyai seratus rahmat (kasih sayang), dan menurunkan satu rahmat kepada jin, manusia, binatang dan hewan melata. Dengan rahmat itu mereka saling berbelas-kasih dan berkasih sayang serta dengannya pula binatang-binatang buas menyayangi anak-anaknya. Dan Ia menangguhkan 99 bagian rahmat itu sebagai kasih sayang-Nya pada hari kiamat nanti”. (HR Muslim).
Dari hadist ini tampak bahwa walaupun hanya satu rahmat-Nya yang diturunkan ke Bumi, namun dampaknya bagi seluruh makhluk sungguh luar biasa. Karena itu sudah sepantasnya jika kita merindukan cinta dan kasih sayang, perhatian serta perlindungan Alloh.
Tanyakanlah kembali pada diri ini sampai sejauh mana kita menghidupkan kalbu (hati) untuk berkasih sayang dengan makhluk lain?
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Alloh memanggil Daud, “Wahai Daud, seandainya mereka yang membelakangi-Ku itu mengetahui rindu dan cinta-Ku pada mereka, serta mengetahui betapa Aku ingin agar mereka kembali, niscaya mereka segera merindukan-Ku. Wahai Daud, ini adalah keinginan-Ku terhadap mereka yang membelakangi-Ku, apalagi cinta-Ku terhadap mereka yang menghampiri-Ku”.
Alloh sangat mencintai hamba-Nya, bahkan segala yang Alloh taqdirkan dan tetapkan adalah untuk kita dalam kehidupan ini, sebagai wujud cinta dan kasih sayang Alloh kepada kita hamba- Nya. Hanya saja banyak manusia yang tertutup hatinya untuk mengetahui dan merasakan cinta Alloh itu. Ketika menghadapi kegelisahan dan persoalan hidup, banyak manusia mengatakan: Ya Alloh kenapa Engkau berikan ini kepadaku…” Tanpa mencoba melihat hikmah di balik itu, tanpa mencoba merasakan kembali betapa cinta dan kasih sayang Alloh kepada kita yang tidak terhitung jumlahnya. Menurut logika, ketika seseorang membuat sesuatu dengan tangannya sendiri, maka yang dibuat oleh orang itu pasti disenangi oleh yang membuatnya. Kalau kita membuat sebuah karya, maka karya itu pasti akan kita cintai, dan ketika karya kita dihina oleh orang lain, tentu kita akan kecewa. Kita diciptakan oleh Alloh, apa mungkin Alloh tidak mencintai ciptaan-Nya sendiri?
Logika menjawab; tidak mungkin. Alloh menciptakan kita dengan cinta dan mengatur hidup kita dengan cinta. Alloh berfirman dalam QS. 38: 75, Alloh berfirman:
Allah berfirman : “Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan- Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?”. (QS. Shaad, 38:75).
Kita diciptakan oleh Alloh, maka pasti kita dicintai oleh Alloh, tetapi kita tertutup untuk mengetahui, merasakan cinta Alloh dalam kehidupan ini. Sehingga dalam beribadah terasa berat, merasa ada beban. Ibadah tidak diniatkan sebagai bentuk syukur atas cinta dan kasih sayang yang Alloh berikan kepada kita. Apa yang akan terjadi saat ini, berasal dari keterangan baginda Rasululloh. Jangan lupa, sekarang engkau sedang berada di hadapan Alloh, Dia berkata padamu: “Wahai hamba-Ku. Apa yang membuatmu lalai dari-Ku? Hamba- Ku, pernahkah engkau menyangka akan bertemu dengan-Ku atau engkau malah lupa dengan pertemuan hari ini? Hamba-Ku, pernahkah engkau malu kepada-Ku? Hamba-Ku bukankah Aku mengawasi kedua matamu saat kaupakai untuk melihat kepada yang haram? Hamba-Ku, bukankah Aku mengawasi kakimu saat kau pakai berjalan ke pesta malam? Hamba-Ku, bukankah Aku mengawasi kedua tanganmu saat kaupakai untuk mengambil sesuatu yang haram dan menyentuh yang haram? Hamba-Ku layakkah engkau berpenampilan manis kepada manusia lalu datang kepada-Ku dengan memanggul keburukan? Hamba-Ku bukankah Aku telah memberimu nikmat?”
Mei 2013
Komentar Terakhir