Adakah dari kita yang tidak mengetahui bahwa suatu ketika akan datang kematian pada kita. Allah SWT berfirman :
TIAP-TIAP YANG BERJIWA AKAN MERASAKAN MATI. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan Hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan. (QS. Al Anbiyaa, 21:35).
Ya, setiap dari kita insya Allah telah menyadari dan menyakini hal ini. Tetapi kebanyakan orang telah lalai atau bahkan sengaja melalaikan diri mereka sendiri. Satu persatu orang yang kita kasihi telah pergi (meninggal dunia) tapi seakan-akan kematian mereka tidak meninggal faidah bagi kita, kecuali rasa sedih akibat kehilangan mereka.
Kematian adalah benar adanya. Begitu pula dengan kehidupan setelah kematian. Kehidupan akhirat, inilah yang seharusnya kita tuju. Kampung akhiratlah tempat kembali kita. Maka persiapkanlah bekal untuk menempuh jauhnya perjalanan. Allah SWT berfirman :
DAN TIADALAH KEHIDUPAN DUNIA INI, SELAIN DARI MAIN-MAIN DAN SENDA GURAU BELAKA, dan sungguh kampung Akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (QS. Al An’am, 6:32)
Ketahuilah wahai hamba Allah! Bahwa kuburan adalah persinggahan pertama menuju akhirat. Orang yang mati, berarti telah mengalami kiamat kecil. Apabila seorang hamba telah dikubur, akan diperlihatkan kepadanya tempat tinggalnya nanti pada pagi hari, yakni antara waktu fajar dan terbit matahari, serta waktu sore, yakni antara waktu dzhuhur hingga maghrib. Apabila ia termasuk penghuni Jannah, akan diperlihatkan tempat tinggalnya di Jannah, dan apabila ia termasuk penghuni Neraka, akan diperlihatkan tempat tinggalnya di Neraka.
1. KONDISI ORANG BERTAQWA DI ALAM KUBUR
Bagi manusia yang bertaqwa yang telah gugur dalam menjalankan amanah dijalan Allah SWT maka akan memperoleh nikmat kubur, sebagaimana firman Allah SWT :
JANGANLAH KAMU MENGIRA BAHWA ORANG-ORANG YANG GUGUR DI JALAN ALLAH ITU MATI, bahkan mereka itu hidup disisi Robb-nya dengan mendapat rezki.Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. (QS. Ali Imron, 3: 169-171).
2. KONDISI ORANG KAFIR DI ALAM KUBUR
Kondisi orang kafir dialam kubur sangat tersiksa dan penuh kesengsaraan, begitu berat siksanya, sehingga mereka ingin kembali ke dunia untuk beramal shaleh. Dia alam kubur mereka setiap hari juga diperlihatkan tempat tinggalnya di Neraka, mereka selalu berputus asa, sebagaimana firman-firman-Nya :
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “YA ROBB-KU KEMBALIKANLAH AKU (KE DUNIA), AGAR AKU BERBUAT AMAL YANG SALEH TERHADAP YANG TELAH AKU TINGGALKAN, SEKALI-KALI TIDAK. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. (QS. Al Mu’minun, 23:99-100).
Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. KEPADA MEREKA DINAMPAKKAN NERAKA PADA PAGI DAN PETANG, dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”. (QS. Al Mu’min, 40:45-46).
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat SEBAGAIMANA ORANG-ORANG KAFIR YANG TELAH BERADA DALAM KUBUR BERPUTUS ASA.(QS. Al Mumtahanah, 60:13).
3. BENTUK-BENTUK SIKSA KUBUR
Telah disebutkan bahwa seorang yang kafir akan disiksa karena tidak bisa menjawab ketiga pertanyaan. Akan tetapi, bukan berarti seorang mukmin pasti akan terlepas dari azab kubur. Seorang mukmin bisa saja diazab disebabkan maksiat yang dilakukannya, kecuali bila Allah SWT mengampuninya. Syaikh Abu Ja’far Ahmad bin Muhammad Ath Thahawi berkata dalam kitabnya Aqidah Ath-Thahawiyah, “Kita mengimani adanya azab kubur bagi orang yang berhak mendapatkannya, kita mengimani juga pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir kepadanya di dalam kubur tentang Rabb-nya, Dien-nya, dan Utusan-nya berdasar kabar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam serta para sahabat ridhwanallahu ‘alaihim ajma’in. Alam kubur adalah taman-taman jannah atau kubangan Naar.” Di antara bentuk-bentuk adzab kubur dan kriteria orang yang mengalaminya:
1. Dipecahkan kepalanya dengan batu, kemudian Allah SWT tumbuhkan lagi kepalanya, dipecahkan lagi demikian seterusnya. Ini adalah siksa bagi orang yang mempelajari Al-Qur’an lalu tidak mengamalkannya dan juga siksa bagi orang yang meninggalkan shalat wajib.
2. Dibelah ujung mulut hingga ke belakang kepala, demikian juga hidung dan kedua matanya. Merupakan siksa bagi orang yang pergi dari rumahnya dipagi hari lalu berdusta dan kedustaannya itu mencapai ufuk.
3. Ada kaum lelaki dan perempuan telanjang berada dalam bangunan menyerupai tungku. Tiba-tiba datanglah api dari bawah mereka. Mereka adalah para pezina lelaki dan perempuan.
4. Dijejali batu, ketika sedang berenang, mandi di sungai. Ini merupakan siksa bagi orang yang memakan riba.
5. Kaum yang separuh jasadnya bagus dan separuhnya lagi jelek adalah kaum yang mencampurkan antara amal shaleh dengan perbuatan jelek, namun Allah SWT mengampuni perbuatan jelek mereka.
6. Kaum yang memiliki kuku dari tembaga, yang mereka gunakan untuk mencakari wajah dan dada mereka. Mereka adalah orang-orang yang suka memakan daging orang lain (menggunjing) yakni membicarakan aib mereka.
Azab dan nikmat kubur adalah benar adanya berdasarkan Al Qur’an, As Sunnah dan ‘ijma ahlu sunnah. Nabi shallahu ‘alaihi wasallam selalu memohon perlindungan kepada Allah SWT dari azab kubur dan memerintahkan umatnya untuk melakukan hal itu. Dan hal ini hanya diingkari oleh orang-orang Mulhid (atheis). Mereka mengatakan bahwa seandainya kita membongkar kuburan tersebut, maka akan kita dapati keadaannya seperti semula. Namun, dapat kita bantah dengan dua hal:
1. Dengan dalil Al Qur’an dan Sunnah dan ‘ijma salaf yang menunjukkan tentang azab kubur.
2. Sesungguhnya keadaan akhirat tidak bisa disamakan dengan keadaan dunia, maka adzab atau nikmat kubur tidaklah sama dengan apa yang bisa ditangkap dengan indra di dunia. (Diringkas dari Syarah Lum’atul I’tiqod, hal 65-66)
Banyak hadits-hadits mutawatir dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pembuktian adzab dan nikmat kubur bagi mereka yang berhak mengecapnya. Demikian juga pertanyaan Munkar dan Nakir. Semua itu harus diyakini dan diimani keberadaannya. Dan kita tidak boleh mempertanyakan bagaimananya. Sebab akal memang tidak dapat memahami bentuk sesungguhnya. Karena memang tak pernah mereka alami didunia ini.
Ketahuilah, bahwa siksa kubur adalah siksa di alam Barzakh. Barangsiapa yang mati, dan berhak mendapatkan azab, ia akan menerima bagiannya. Baik ia dikubur maupun tidak. Meski dimangsa binatang buas, atau terbakar hangus hingga menjadi abu dan bertaburan dibawa angin; atau disalib dan tenggelam di dasar laut. Ruh dan jasadnya tetap akan mendapat siksa, sama seperti orang yang dikubur. (lihat Tahdzib Syarh Ath Thahawiyah, Syaikh Abdul Akhir Hammad al Ghunaimi)
4. WAKTU AZAB KUBUR
Azab kubur akan berlangsung secara terus menerus, seperti Fir’aun yang setiap hari akan melihat siksa Neraka sampai hari berbangkit, sebagaimana firman-Nya :
Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, DAN FIR’AUN BESERTA KAUMNYA DIKEPUNG OLEH AZAB YANG AMAT BURUK. KEPADA MEREKA DINAMPAKKAN NERAKA PADA PAGI DAN PETANG, dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”. (QS. Al Mu’min, 40:45-46).
Demikian juga dalam hadits Al Barra’ bin ‘Azib tentang kisah orang kafir,
“Kemudian dibukakan baginya pintu Neraka sehingga ia dapat melihat tempat tinggalnya di sana hingga hari kiamat.” (HR. Imam Ahmad)
Semoga Allah Melindungi kita dari azab kubur dan memudahkan perjalanan setelahnya. Seringan apapun adzab kubur, tidak ada satupun dari kita yang sanggup menahan penderitaannya. Begitu banyak dosa telah kita kerjakan, maka jangan sia-siakan waktu lagi untuk bertaubat. Janganlah lagi menunda berbuat kebaikan. Amal perbuatan kita, kita sendirilah yang akan mempertanggungjawabkannya dan mendapatkan balasannya. Jika bukan kita sendiri yang beramal shaleh demi keselamatan dunia dan akhirat kita, maka siapa lagi ???
Sungguh indah nasihat Yazid Ar Riqasyi rahimahullah yang dikatakannya pada dirinya sendiri,
“Celaka engkau wahai Yazid! Siapa yang akan mendirikan shalat untukmu setelah engkau mati? Siapa yang akan berpuasa untukmu setelah engkau mati? Siapa yang akan memintakan maaf untukmu setelah engkau mati?” Lalu ia berkata, “Wahai manusia, mengapa kalian tidak menangis dan meratapi dirimu selama sisa hidupmu. Barangsiapa yang akhirnya adalah mati, kuburannya sebagai rumah tinggalnya, tanah sebagai kasurnya dan ulat-ulat yang menemaninya, serta dalam keadaan demikian ia menunggu hari kiamat yang mengerikan. Wahai, bagaimanakah keadaan seperti ini?” Lalu beliau menangis. Wallahu Ta’ala a’lam.
Komentar Terakhir